Minggu, 28 Oktober 2012

"Rafting", Mimpi Yang Sempat Tertunda

Arus yang mengalir deras, hantaman bebatuan nan besar, dan ranting-ranting tepian yang menghalang lajunya perjalanan para pendayung amatiran. Hahaha, adalah sebuah mimpi yang hampir saja kutinggalkan. Kurang lebih dua tahun silam aku bersama teman-teman seatap "CENSI" merencanakan sebuah wisata alam yang menantang. Menguji nyali para akhwat pemberani (apa iya eg???? ngapusi banget^). Namun, kala itu takdir berkehendak lain. Tiap kali ingin merealisasikan rencana itu, tiap kali itu pula takdir berkata "jangan". Entah karena sulitnya memilih waktu yang tepat, atau karena kesibukan masing-masing, akhirnya pelan-pelan terabaikan. Walaupun dalam benak tetap menyimpan keinginan itu, tapi sebuah tuntutan agar segera di depak dari kampus tecinta, membuatku dan teman-teman yg lain juga sejenak melupakan. 

Waktu berjalan mengantarku ke gerbang penutupan pendidikan yang kutempuh. Sidang skripsi yang ku harap-harapkan kehadirannya namun tidak kunantikan (LOH???) akhirnya datang juga. Pernyataan lulus dengan sedikit revisi membuat keempat dosen penguji yang sedari tadi mendikteku di ruang sidang yang menyeramkan itu, memaksa mereka menyertakan gelar sarjana di belakang namaku (hahaha, nggak nding"" mereka tulus ikhlas kok!). Alhamdulillah, ucapan selamat atas kelulusanku pun membanjiri kebahagiaanku waktu itu. Momen macam itu membuatku kembali mengingati rencana buat rafting bersama. Tapi apa daya, kalaupun aku telah terbebas dari PR besarku, namun teman-temanku yang lain kan masih sibuk dengan tugas-tugas mereka. Akhirnya waktu-waktu luang ku manfaatkan untuk mencoba-coba setiap loker yang ditawarkan sembari menanti momentum wisuda pelepasanku.

Beberapa instansi menerimaku dan siap membuat perjanjian kontrak denganku. Namun, lagi-lagi tentang sebuah takdir yang tak terbantahkan. Di hari yang seharusnya aku tanda tangan kontrak di salah satu instansi di Solo, aku malah cabut ke Salatiga (tepatnya Tengaran) hanya karena sms yang belum memberikan kepastian. Perjalanan ke Salatiga ku lakoni hanya karena megikuti feeling saja. Dan akhirnya benar saja, takdirku berkata bahwa aku harus di sini dengan alasan yang mengambang sekalipun. Hehe, akhirnya aku boyongan ke tanah yang asing bagiku, sehingga menambah lengkap sudah alasan untuk menutup keinginan rafting itu.

Jiwaku yang terlanjur mencintai Solo, membuatku sering bolak-balik ke Cendrawasih (alias "CENSI") pada bulan-bulan awal keberadaanku di Salatiga. Hampir tiap akhir pekan aku ke sana untuk sekedar menginap semalam, betapapun tanpa alasan. Eh, ternyata mereka masih sering membahas rencana rafting yang tertunda itu. Hingga pada suatu waktu, aku mendapati sms dan telepon tentang kabar rafting yang sudah fix waktunya (Kalau ga salah ingat, di katakan di bulan november). Mereka menawariku untuk bisa ikut dalam kebersamaan itu, namun waktu juga yang tidak memberiku kesempatan untuk membersamai mereka. Kalau ditanya "kecewakah anti?" kan ku jawab "sangat". Semua karena tanggung jawab dan amanah yang tidak mungkin ku abaikan hanya karena Rafting belaka (Hahhhh...."Hanya??" Jelas tidak lah...hehe). Dan akhirnya aku tertinggal.......................

1 th 8 bulan sudah aku meninggalkan Censi dan menghuni NurisTa dengan masih menyimpan keinginan yang ku pendam dalam itu. Lagi-lagi aku berucap syukur Alhamdulillah, ternyata mimpi itu kembali menyeruak ke permukaan angan ketika disampaikan akan adanya rencana Rafting bersama yayasan. Ho~ho~ho~ dan ternyata benar adanya, rafting itu segera dilaksanakan bahkan diajukan dari tanggal sebenarnya. Ku kabarkan pada kawan lama, dia pun menyambut gembira bahagiaku itu (hehehe...lebay). Walau awalnya kurasa berbeda, karena kebanyakan dari mereka yang mengikuti rafting adalah orang-orang yang belum ku kenal. Hanya sebagiannya saja yang ku kenal, itu pun bukan mereka yg termasuk akrab denganku. Akan tetapi tak masalah bagiku, toh pada akhirnya mereka pun tak kalah serunya. Bahkan menambah daftar kenalan dalam perjalanan hidupku (siiippp...lah).

Rafting kali ini tak sejeram yang kubayangkan, tak seperti mimpi yang pernah kurangkai kala itu. Tapi tetep saja terkesan heboh, gara-gara keusilan kelompok lain terutama yang ikhwan. Mereka gemar sekali menjaili kami, dari yang mendorong kapal kami, menyiramkan air ke muka dan ke kapal kami sampai basah kuyup, ada juga yang mencoba menarik salah satu personil kami dengan dayung mereka. Mungkin saja berharap personil kami ada yg jatuh (mencoba menebak batin orang). Huft, mau tidak mau akhirnya jengkel juga. Kami yang semula menjadi tim yang baik dan tidak usil, terpaksa deh.. ikutan nakal. Tak mau kalah dengan mereka, kami balas dengan sekuat tenaga yang kami miliki. Hingga kelompok akhwat yang notabennya tidak jail pada kami pun tetap menjadi sasaran kejailan kami (hahahaha...rasakan!!! "ini aksi balas dendam kami :D..LoL).
OUPS!!1
Yah....benar kawan, bagaimanapun juga dendam itu memang tidak baik adanya (haha). Akibat keusilan yang saya bikin sendiri, ketika mencoba memukulkan dayung dengan tujuan menyiramkan riak air ke kelompok lain, eh ternyata justru membuatku terjungkir dari kapal bersama dayungku dan....."Jeburrrrr...byur....lep lep lep lep lep...., hap hap hap". Hah..hah.. sambil ngos-ngosan akhirnya aku muncul ke permukaan (hwahahaha, entah berapa liter air yang terminum dan masuk lewat lubang hidungku). Dengan sekuat tenaga sembari menahan malu (hix"^'), aku berenang menuju kapalku. Dan ditariklah dayungku oleh instrukturku. Hadehhhh....sungguh memalukan. Adakah yang menertawakanku???? Tak ku pedulikan...hehehe. Si bapak instruktur pun bertanya padaku: "kok bisa jatuh mbak???", jawabku: "nggak tahu pak...", batin aku: "meneketehe'..., siapa juga yg mau jatuh??  haha". Untung saja jatuh tidak di medan yang membahayakan. Padahal selang beberapa detik dari aku kembali ke kapal dengan posisi yang belum benar alias terlentang, di depan telah disambut oleh jeram yang membuatku tak bisa kembali ke posisi semula. Setelah kondisi memungkinkan, barulah aku kembali duduk di tempatku semula (posisi paling depan). Hadiah buatku kali itu adalah basah kuyup sekujur tubuh (ho ho ho). Kepalang tanggung, saat aku menemui medan yang tenangnya begitu panjang nyeburlah diriku ke dalamnya. Kali ini memang sengaja. Terlanjur basah ya...sekalian aja berenang, menikmati buaian "si kali Elo", nikmat juga ternyata....Alhamdulillah....Subhanallah....Allahu Akbar...alam yang begitu indah rupanya.


Begitulah sekelumit ceritaku kawan, betapa takdir Allah SWT itu tak pernah terduga kedatangannya. Dialah yang maha mengetahui kapan saat terindah bagi kita untuk menerima hadiah istimewa dari-NYA.
Bagaimana dengan cerita takdirmu teman????
(Pastilah indah....jika syukur itu memenuhi relung hati, iya kan??)
Berbahagialah ......^_^......Hidup itu indah

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum ka,, mau tanya boleh,, semoga terbalas komen ini,,
    Ahad depan aku mau rafting, tapi bingung pakai apa untuk akhwat,, celana rok kah? Nggak punya,, pakai rok aman kah? Pakai alas kaki nggak ka? Terima kasih

    BalasHapus