Minggu, 04 Agustus 2013

Maaf, Lagi Sibuk Menata Hati



Melarut dalam kebingungan,
Kemarin seperti tak ada jeda, sedang kini leha-leha
Semua bisa krn terbiasa
Dan kali ini aku tak bisa, tak bisa karena takut terbiasa,

Ayo…cari..dicari, apa yg perlu ditangani,
Agar takut itu tak lagi menghantui
Namun kadang terlanjur terjadi,
Bayangan kembali menghampiri
Meraba lakyaknya buaian manis segerombolan jemari

~~~~~~~~~~~~~~~~~~*~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maafkan hatiku yang semu
Bertambahnya pemahaman mulai menyadarkanku.
Betapa aku malu pada hatiku, karena memendam rindu yang tak perlu,
Betapa aku malu pada waktu, karena menunggunya berlalu,
Betapa aku malu pada penaku, karena menuliskan nama semu,
Betapa pun banyak yg menyeruku,
Bahwa Maluku tak secuil kisah-kisah penyeruku,
Betapa pun banyak yg mengagumi pertahananku,
Bahwa penjagaanku teramat pilu,

Kusadari dalam nyataku, tak pernah mengabaikan prinsipku,
Prinsip untuk menjaga keteguhan pribadiku,
Namun, kalian tak pernah tau….
Dalam mayaku, dalam semuku, dalam kalbuku,
Menyeretku ke dalam luka-luka yg sengaja kusayat sembilu.
Hanya untuk mengukir nama yang tak tentu,

Kini kusadari, hingga rasa malu menyelimuti
Hati yang terlanjur larut dalam semu
Waktu yg tak hanya hari dan bulan, namun tahun-tahun yg berlalu,
Kertas yang kini mengabadikan hitamnya lautan jiwa.
Hanya untuk sebuah nama yg belum pernah berwujud nyata.
Harus kemana aku menutupi hati yang terlanjur malu,
Malu kepada Sang maha mengasihi,

Kini dipenghujung penghitungan hari,
Kuputuskan untuk membersihkan diri,
Tak lagi tentang nama, yg kunanti
Tapi tentang jiwa yang mampu melindungi,
Kuharapkan bersihnya nurani,
Hingga memilih itu dengan keteguhan iman di hati,
Ya Illahi Rabbi…. Terangilah isi jiwa ini, bersihkan dari penyakit hati,
Dan izinkan aku menjemput takdirMU dengan sepenuhnya rasa cintaku padaMU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar