Minggu, 11 November 2012

Cuplikan Syair Duka Sepeninggal Nabi Muhammad -صلى الله عليه وسلم


Muhammad bin 'Umar Al=Waqidi menyampaikan dari tokoh=tokoh sanadnya, bahwa Abu Bakar Asy-Shiddiq رضي الله عنه‎ mengungkapkan dukanya atas wafat Rasulullah  -صلى الله عليه وسلم sebagai berikut:

Oh mata, menangislah, jangan tidur
Patutlah kau menangisi junjunganmu
Tangisi sebaik-bauk makhluk, saat mendapat bencana, saat dikubur 
dalam lubang
Semoga Maharaja, Pemilik manusia, Penguasa segala negara
merahmati Ahmad senantiasa
Bagaimanakah aku bisa hidup tanpa kekasih, tanpa pelipur lara
dalam segala nestapa?
Andai saja kematian menimpa kita dan kita mati semua
bersama pemberi petunjuk kita

Tatkala kulihat nabi terbujur, sempitlah bagiku rumah-rumah,
betapapun luasnya
Aku ketakutan, bingung, bagai linglung
Sementara tulang-tulangku rapuh, hancur tak berdaya
Hai Atiq, kasihan kau!
Sesungguhnya cintamu telah pergi dan tinggallah kamu sedih sendiri
Oh, andai ku mati sebelum tewasnya sahibku ini
aku dibenam dalam kubur, di atas tebing sana
Sepeninggalnya, terjadi pastilah bid'ah-bid'ah yang bikin lelah
segala sayap dan dada


Ungkapan duka Hassan bin Tsabit رضي الله عنه‎ atas wafat Rasulullah -صلى الله عليه وسلم :

Demi Allah takkan pernah ada wanita lagi
mengandung dan melahirkan seorang putra seperti nabi kita
Rasul pemberipetunjuk umat ini
Para wanitamu akan membuat rumah mereka sepi merana
Mereka takkan lagi melahirkan pasak-pasak dunia, di balik tirai mereka
Mereka telah kenakan kain tenun kasar, bagaikan para rahib,
bahkan benar-benar yakin akan mendapat kesedihan
setelah tiadanya nikmat nyata itu

Kenapakah matamu
Tiada menangis sendu, seolah bercelak beku
dengan kepedihan yang pilu?
Oh, sebaik-baik orang yang memiliki batu-batu kerikil ini
jangan jauh-jauh kau pergi
Oh, kasihan para pendukung nabi dan pembela
setelah ia terkubur dalam pusara berongga
Oh, belahan hati enkau kini terbungkus tanah
Oh, kerinduan, andai aku saja yang terkubur di sana
Oh, putra Aminah, yang diberkati namanya!
Kau telah dilahirkan oleh wanita suci, yang dipelihara dengan keberkahan
dari yang Mahaberkah
Lahir sebagai cahaya menerangi seluruh jagat raya
Siapa terbimbing ke cahaya diberkati itu, pastilah lurus jalan hidupnya
Haruskah aku tinggal di tengah mereka, di Madinah sepeninggalmu?
Oh, kerinduan jiwaku
Andai saja aku tak pernah dilahirkan
Kutebus engkau dengan ayah-bunda
hai orang yang kusaksikan wafatnya di hari Senin
Hai Nabi yang mendapat petunjuk
Setelah wafatnya aku menjadi bingung, linglung
Oh, andaikan aku dipatuk ular berbisa
atau bencana menimpa kita, dengan segera
sore hari ini juga, atau esok harinya
maka terjadilah kiamat kita, lalu kita bertemu junjungan kita
yang tulen nenek-moyangnya, mulia hatinya
Ya Rabbku, himpunlah kami semua
dengan nabi kami dalam surga
yang mencongkel mata semua para pendengkinya
dalam surga Firdaus
Berikan ia kepada kami Ya Rabb, Pemilik segala keagungan
Pemilik segala keluhuran, dan ketinggian
Allah pasti Maha Mendengar
Aku tidaklah memuji orang yang binasa
Aku hanya menangisi Nabi Muhammad, Nabi kita
Kini negeri ini sempit terasa, bagi kaun Anshara
Mereka kini berwajah jelaga
bagai warna batu celak mata
Seolah kamilah yang telah melahirkannya
kuburnya ada di tengah kami
dan karunianya yang banyak kepada kami tak bisa dipungkiri
Allah telah menghadiahkannya kepada kami
dan dengannya Dia tunjuki para penolongnya di setiap saat
di setiap peristiwa
Semoga Allah bershalawat kepadanya
dan juga para malaikat di sekeliling 'Arsy-Nya
dan para malaikat yang baik=baik lainnya
atas Ahmad yang diberkati hidupnya

Oh, mata bermuram hatilah dengan air matamu
Curahkan deras-deras
Jangan bosan mengucur dan menangis
Sejak hari ini aku tak mau kehabisan air matamu
Sungguh aku berduka, dan sungguh, aku sulit terhibur
Sungguh, jika kau tak lagi mengucur untukku
setelah semula membanjir deras
persislah kau penipu, yang memperdayakan keluargamu sendiri
Tapi, siramlah dadaku empat penjuru
Sesungguhnya dalam tulang-tulang rusukku
ada bisikan membakar, ada bisikan membara
Tuangkan isi bejana dan air di ember itu, karunia Sang Maha Penyiram
sebagaimana diperintahkan pelayan setia itu, supaya dituangkan
Dialah nabi, pembela kebenaran, tempat berteduh di kala panas
pengusir kepenatan, pemberi makan si lapar
penolong si penderita, orang kuat yang siap berikhtiar
bersih usahanya, banyak pemberiannya
sebaik-baik makhluk
lapang dada, bukan penakut, orang yang sukses gemilang
panglima pasukan berkuda di medan perang
pabila perang berkacamuk garang
pabila tempur serang-menyerang
Aku tidaklah menganggap siapapun suci
selain Rabb Yang Maha Pengasih
Tapi, ikhwal mengenai dirimu pastilah diketahui
di sisi Yng Maha Esa lagi Mahatinggi
Sungguh, kulihat zaman dan hari-hari mengejutkan
aku senantiasa dengan (kematian) orang-orang berbudi
tapi (kenapakah) aku tenang-tenang saja?
Hai mata! Tangisilah Rasul Allah
Tiap kali kamu mengingat dzat Illahi, menangislah!
Dialah sebaik-baik panglima dan pemimpin kami

~~*0*~~
(sumber: Sirah Nabawiyyah, By: Prof. Muhammad Ridha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar